Deskripsi: Aceh berlimpah dengan hasil perkebunan sawit dan pabrik CPO. Namun saat ini sudah sangat mendesak ditetapkan kebijakan oleh pemerintah, untuk membangun Industri refinery pengolahan crude palm oil ( cpo ) menjadi sejumlah produk turunannya, ujar Rafly Kande Anggota DPR RI Fraksi PKS membidangi Komisi VI.
Tag:industri refinery, cpo, raflykande,
rafly kande anggota dpr ri, rafly kande fraksi pks, aceh.
Penulis/pewarta: Zulfadhli Anwar
Redaksi24jam|Aceh Barat– Aceh saat ini belum punya industri refinery pengolahan crude palm oil ( CPO ) menjadi sejumlah turunannya. Anggota DPR RI dapil Aceh I, Rafly Kande berupaya melalui fungsi dan perannya sebagai legislator di parlemen Senayan, agar Pemerintah di pusat dan Aceh menetapkan kebijakan membangun industri refinery cpo.
Penegasan Anggota DPR RI Dapil Aceh I, Rafly KanDe ini bukan tidak punya cukup alasan.
“Alasannya, untuk menuntaskan permasalahan kelangkaan dan harga sembako minyak goreng yang mahal, namun disisi lain fakta di Aceh, melimpahnya jumlah produksi crude palm oil (cpo) yang mencapai jutaan ton per harinya.
Melihat hal tersebut, dan didukung data produksi dan fakta di lapangan, Anggota DPR dari Fraksi PKS yang membidangi Komisi BUMN ini, “produksi cpo Aceh sudah memenuhi bahkan melebihi kapasitas produksi, sebagai syarat utama bahan baku bagi industri refinery cpo.”
Kondisi potensi ekonomi yang luar biasa ini, kata Rafly, Pemerintah wajib mengambil kebijakan untuk membangun pabrik minyak goreng atau industri refinery cpo, agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
“Dukungan politik dari saya sebagai Anggota DPR RI yang mewakili ratusan ribu bahkan jutaan warga Aceh, kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh, serta Dewan Direksi dan Komisaris BUMN Holding Perkebunan Nusantara, untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi strategis
nasional, dengan menambah zona industri baru dengan membangun pabrik refinery cpo atau pengolahan minyak goreng.” Ujar Rafly.
Menurut Rafly, sektor perkebunan sawit rakyat (saja) sudah mampu memasok bahan baku bagi industri refinery cpo,” ungkapnya.
Dirinya optimis bersama rakyat Aceh untuk memperjuangkan gagasan visioner ini agar industri refinery cpo bisa menjadi mesin ekonomi baru di Aceh.
Industri refinery cpo, menurut Rafly Kande yang lantang menyuarakan aspirasi rakyat di parlemen Senayan ini, ” Insya Allah refinery cpo menjawab kelangkaan, dan menjadi solusi bagi mahalnya harga minyak goreng. Juga menciptakan lapangan kerja baru bagi puluhan ribu putra putri Aceh di semua level manajemen industri refineri cpo.
Dan bisa menjadi mesin ekonomi baru Aceh di tahun-tahun mendatang,“ Jelas Rafly dengan nada tegas, saat menerima wawancara dengan media ini, dalam kesibukan kunjungan kerjanya ke pantai Barat Selatan Aceh, di bilangan Manek Roe, kota Meulaboh, Sabtu (27/1/2024) siang.
Dijelaskan Rafly, saat ini keberadaab pabrik cpo baik kepemilikannya punya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta, harus bisa menghasilkan solusi dalam menjawab permasalahan saat ini.
” Saya sangat butuh dukungan Rakyat Aceh, untuk mendorong Pemerintah melalui kebijakan penetapan kawasan industri refinery cpo, baik di Barat Selatan Aceh maupun di Aceh bagian lain.
Sudah berulang kali kita sampaikan baik melalui media pemberitaan, dan dalam forum Rapat Dengar Pendapat ( RDP ) antara Komisi VI DPR dengan Pemerintah; bahwa kebijakan itu (industri refinery cpo, red) ada pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh.
Jika industri ini dibangun, banyak produk yang bisa kita produksi. Contohnya, mentega, sampo maupun sabun,” sebutnya.
Ia pun meminta, kepada masyarakat Aceh, untuk bisa sependapat dan sepemahaman dengan dirinya, untuk bersama-sama mendesak pemerintah segera menyusun DED pembangunan industri refinery cpo di tahun 2024 ini.***